Blacklist Karena Paylater
Seseorang yang tidak bisa membayar paylater akan memiliki riwayat kredit yang buruk dalam SLIK, berisiko masuk dalam daftar blacklist lembaga keuangan. Akibatnya, mereka akan sulit mendapatkan pendanaan lainnya, salah satunya Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Istilah paylater kian populer saat ini. Semakin familiarnya masyarakat Indonesia dengan layanan keuangan digital yang berbanding lurus dengan pola hidup konsumtif, membuat paylater jadi jalan pintas mendapatkan barang yang diinginkan.
Sistemnya yang mirip kartu kredit dengan syarat mudah, membuat paylater justru sering menjadi jebakan bagi penggunanya. Khususnya di kalangan generasi milenial dan Z. Padahal, penggunaan paylater yang tidak dibarengi kemampuan membayar dengan tepat waktu bisa menimbulkan kerugian yang tak main-main.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menjelaskan, generasi muda menjadi kelompok yang paling banyak terlilit utang akibat penggunaan paylater.
Selain berisiko menyebabkan terjerat utang, paylater ternyata juga bisa memengaruhi status kepatuhan kredit seseorang. Itu karena OJK telah menyertakan paylater dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK sebagai salah satu acuan kepatuhan kredit.
Seseorang yang tidak bisa membayar paylater akan memiliki riwayat kredit yang buruk dalam SLIK, berisiko masuk dalam daftar blacklist lembaga keuangan. Akibatnya, mereka akan sulit mendapatkan pendanaan lainnya, salah satunya Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Ironisnya, jumlah utang yang dimiliki di paylater biasanya tidak terlalu besar. Meski terkesan sepele, apabila utang tersebut terlupakan dan tidak dibayar hal ini dapat memengaruhi status riwayat kredit yang tercatat di SLIK. “Beberapa bank kemarin mengeluhkan ke kami, anak-anak muda banyak yang harusnya ngajuin KPR rumah pertama, tapi tidak bisa karena ada utang di paylater. Itu kadang Rp300 ribu, Rp400 ribu, kemudian jelek kan credit score-nya,” kata Friderica.
Hambatan Pengajuan KPR
Selain paylater, terdapat juga beberapa hal yang menjadi penyebab sulitnya seseorang mendapatkan persetujuan KPR dari bank. Berikut ini beberapa hal yang kerap menjadi penghambat utama kalangan muda bisa memiliki rumah lewat program KPR.
1. Credit score
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, nilai credit score yang buruk akan membuat seseorang sulit mendapatkan persetujuan berbagai pendanaan, seperti KPR. Credit score ditentukan bukan hanya dari paylater, tetapi juga program kredit atau utang lainnya seperti kartu kredit.
2. Gaya hidup konsumtif
Di tengah melesatnya teknologi digital, perubahan gaya hidup ke arah yang lebih konsumtif juga terjadi pada banyak anak muda. Hal itu membuat mereka sulit untuk menabung ataupun untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari sesuai dengan pendapatan yang dimiliki.
3. Pekerjaan belum stabil
Memiliki status sebagai karyawan di sebuah perusahaan dengan gaji tetap masih menjadi salah satu hal yang jadi pertimbangan utama bank menyetujui pengajuan KPR. Padahal, saat ini sudah banyak anak muda yang mencari penghasilan lewat bidang non-formal, misalnya dengan menjadi pekerja lepas atau freelancer.
4. Harga rumah yang tinggi
Harga properti memang terus meningkat seiring berjalannya waktu. Hal itu membuat syarat pengajuan KPR di beberapa bank juga semakin ketat. Misalnya dengan memberikan syarat pendapatan minimal yang tinggi, hal ini akan memberatkan bagi kalangan muda dengan penghasilan pas-pasan untuk mengajukan KPR.
Tips Memiliki Rumah bagi Anak Muda
Dengan berbagai kondisi tersebut, lalu hal apa yang harus dilakukan anak muda agar dapat memiliki rumah impian melalui program KPR? Berikut ini beberapa tips bagi anak muda yang ingin memiliki rumah.
Tentukan bujet rumah yang ingin dibeli
Menentukan bujet atau harga rumah yang ingin dibeli adalah hal penting yang harus dilakukan. Pilihlah rumah dengan harga yang masuk akal dan sesuai dengan penghasilan saat ini dan kemungkinan peningkatan penghasilan beberapa tahun ke depan
Menabung uang muka
Salah satu kesulitan utama anak muda dalam membeli rumah adalah tidak memiliki dana untuk membayar uang muka yang merupakan prasyarat KPR. Karena itu, mau tidak mau, uang muka harus dikumpulkan jika ingin punya rumah.
Mencari penghasilan tambahan
Bagi yang penghasilan utamanya pas-pasan, mencari penghasilan tambahan lewat kerjaan sampingan adalah hal yang patut dipertimbangkan. Dengan begitu, kebutuhan uang muka bisa lebih cepat terkumpul.
Menghemat biaya hidup
Gaya hidup konsumtif di kalangan muda saat ini menjadi salah satu hal yang kerap membuat mereka terjerumus dalam kesulitan. Terjerat utang paylater salah satunya. Karena itu, mulailah alihkan pengeluaran konsumtif sehari-hari untuk menabung.
Mulai berinvestasi
Jika memiliki dana yang tidak digunakan untuk kebutuhan hidup, tak ada salahnya untuk mulai berinvestasi. Pilihlah investasi yang paling aman dan ringan lebih dulu. Dengan begitu diharapkan dana yang mengendap bisa berkembang dari investasi yang dijalankan.
Tips Bijak Gunakan Paylater
• Batasi nilai pinjaman
• Perhatikan besar cicilan dan suku bunga pinjaman
• Pahami denda keterlambatan
• Pahami hak dan kewajiban dalam kontrak
• Bayar tepat waktu
Sumber:
Majalah Edukasi Konsumen Edisi Triwulan IV 2023
*****